Three Act Structure: Story Telling Guide

Three Act Structure: Story Telling Guide

Seperti halnya mendirikan sebuah bangunan, seorang penulis memerlukan kerangka, panduan, atau struktur dalam bercerita. Panduan ini kemudian biasa disebut dengan struktur 3 babak atau three act structure.

Struktur 3 babak atau three act structure merupakan pola yang paling umum digunakan penulis dalam bercerita. Pola ini dicetuskan oleh Aristoteles yang mengatakan bahwa drama yang baik adalah seperti kehidupan kita; yaitu anak-dewasa-tua dan seperti kehidupan alam ada pagi-siang-sore/malam.

Pola ini disebut struktur karena menjadi kerangka dasar atau fondasi yang akan menentukan seperti apa bangunan atau jalan cerita nantinya. Dalam bercerita, struktur ini terdiri dari babak 1 yang bersisi persiapan/perkenalan (setup), babak 2 yang berisi perkembangan konflik (konfrontation), dan babak 3 yang berisi resolusi/penyelesaian konflik (resolution). Antar babak dipisahkan oleh tiang-tiang penyangga atau pembatas yang disebut plot point.

Lalu apa itu struktur 3 babak dan bagaimana pengaplikasiannya dalam bercerita? Berikut penjelasannya!

1. Babak Pertama (Introduction/Setup)

Babak petama yaitu babak perkenalan atau persiapan. Biasanya babak ini berlangsung antara 10 – 20 menit pertama. Dalam babak ini kita akan memperkenalkan siapa protagonis atau karakter utama beserta kebiasaan atau rutinitas dan kesehariannya.

Masih di babak pertama, protagonis untuk pertama kali mendapat masalah atau serangan yang mengganggu zona nyamannya. Selain itu, ada risiko yang harus ditanggung jika protagonis tidak mampu menghadapi serangan tersebut. Serangan itu bisa berupan serangan fisik ataupun serangan emosional, misal dari antagonis, diri sendiri, setting, dan diri sendiri.

Plot point atau titik akhir babak pertama ini adalah ketika protagonis menyadari tujuan yang harus dicapai dari masalah yang terjadi. Akhirnya protagonis pun memutuskan  untuk  meninggalkan kehidupan normalnya dan berusaha mencapai tujuan atau menyelesaikan masalah dalam cerita yang dibuat. Titik ini menjadi awal di mana karakter menjalani petualangan baru dalam hidupnya.

2. Babak Kedua (Konfrontation)

Babak kedua atau inti cerita. Babak ini berisi bagaimana proses atau perjalanan karakter dalam mencapai tujuan maupun menyelesaikan masalah dalam cerita.  Pada babak ini selain harus berhadapan dengan beragam ancaman, tantangan, dan serangan, protagonis juga harus beradaptasi di dunia baru dengan kebiasaan/rutinitas yang berbeda.

Di babak ini, problem-problem yang dihadapi protagonis semakin meningkat tensinya, membuat tangga dramatik terus menanjak. Untuk membuat cerita jadi lebih menarik dan hidup, pada babak ini penulis dapat memasukan tiga hal, diantaranya coriosity atau rasa penasaran, suspense atau ketegangan, dan suprise atau kejutan yang tidak diduga penonton.

Meski sempat dibuat seolah sukses dalam mencapai tujuan atau menyelesaikan masalah, plot point atau titik akhir babak kedua ini ditutup akan dengan gatot alias gagal total alias protagonis tidak berhasil menyelesaikan masalah atau mencapai tujuannya. Protagonis akan berada pada posisi terendah, terhancur, dan terambyar. Di titik ini, protagonis tidak terima kalau dia galal dan dia akan termotivasi untuk melanjutkan petualangan di babak ketiga.

3. Babak Ketiga (Resolution)

Babak terakhir yaitu babak ketiga atau resolusi. Babak terakhir ini akan menggambarkan bagaimana penyelesaian atau hasil akhir dari perjalanan yang sudah dilakukan protagonis pada babak pertama dan babak kedua. Apakah ia berhasil menyelesaikan masalahnya dan mencapai tujuan, atau justru gagal dan berakhir tragis?

Untuk babak akhir ini, ada beberapa pilihan ending atau penutup yang bisa digunakan penulis dalam bercerita Diantarnya happy ending, sad ending, atau mungkin open ended ending jika cerita kemungkinan berlanjut atau akan dibuat menjadi sekuel.

Nah itu tadi struktur 3 babak yang menjadi fondasi atau panduan seorang penulis dalam bercerita. Lantas, apakah teman-teman sudah memiliki bayangan seperti apa kerangka dan bangunan cerita yang akan dibuat? Yuk share pemikiranmu di kolom komentar dan berdiskusi dengan Good Audience yang lainnya!